sahabat nanggung

Well,
Judul diatas jangan diartiin sebagai seorang yang nanggung-nanggung jadi sahabat ya :p, tapi artinya adalah, hmmm, saya sering berada dalam situasi harus dipisahkan oleh orang yang saya kira akan menjadi sahabat saya, huaaa jadi sedih XD. Nih lengkapnya:
Oke, sejak TK ternyata, tanpa saya sadari, saya tidak terlalu sulit beradaptasi jika bertemu orang baru, di TK saya dulu, teman-teman saya kebanyakan berkulit putih dan bermata sipit a.k.a keturunan tionghoa, selebihnya adalah orang-orang yang medok dan bernama sri, ningsih, arum, dll yang a.k.a orang jawa. Hal ini berlanjut sampai saya SD, saya sendirilah dikelas tersebut yang punya marga, sinaga pula. Jadi, ketika teman-teman saya bercerita tentang mbah kakung dan eyang uti maupun engkong dan oma mereka yang kebanyakan di Salatiga, Purwokerto, Magelang, Solo, dll, saya bercerita ke mereka kalo opung saya tinggal di Padang Sidempuan dan di Medan, ya, mereka pun cuma bisa menanggapi "ohh". Namun, dengan latar belakang pertemanan seperti itu, tidak ada masalah yang terlalu sulit untuk saya hadapi saat itu, saya berteman sangat baik dengan mereka, kami saling bermain dan menjaga serta melewatkan har-hari penuh warna __". But guess what? , tidak ada satupun dari teman-teman tersebut yang menjadi teman saya layaknya kompor dan minyak tanah, orang yang selalu bersama saya kemanapun, ke kantin, ke perpustakaan, ke alun-alun. Kemanapun, apapun, selalu saya lakukan bersama siapapun, saya menjadi milik semua orang saat itu, teman laki-laki, perempuan, semuanya sama, saya bermain ke rumah tidak hanya si A, si B, si C, ya, semuanya sama. Hal ini sangat nyaman, sampai akhirnya ada teman baru, ya baru! ha! Teman yang bisa menarik saya untuk berbagi waktu lebih dengannya (sounds weird huh? lol) . Ya, akhirnya ada! dia yang nanti akan saya khusus buatkan cerita di blog ini, dia yang berhasil menjadi teman favorit saya, yang saya yakini akan menjadi sahabat saya, dan akhirnya selalu bersama saya saat ke alun-alun, ke perpustakaan, ke kolam renang, ke gereja. Saat masa itu, saya sungguh senang, sangat menyenangkan punya teman baik. Namun ternyata, kesenangan itu tidak berlangsung lama. Kami harus berpisah, saya harus mencari lagi orang lain yang bisa saya percaya untuk menjadi sahabat baik.

Beranjak SMP, saya sudah berada di tempat dimana orang-orang bermarga batak ada dimana-mana, dimana marga-marga yang tidak pernah saya dengar ternyata eksis. Ternyata adaptasi tidak hanya dialami anak Indonesia yang harus sekolah diluar negeri, tidak hanya oleh bapak-bapak yang harus pindah tugas, tapi juga saya alami, anak biasa yang pindah dari pulau jawa ke sumatera, yang padahal merupakan tanah kelahiran orang tua saya. Lagi-lagi persabatan saya dijalani dengan latar belakang yang berbeda, disaat teman-teman saya sudah pernah saling bertemu sejak SD bahkan TK, saya secara total bertemu orang baru. Masa SMP yang merupakan masa labil sehingga kita butuh geng pun saya lewati, sekali lagi saya berteman dengan siapa saja, menjadi milik siapa saja, laki-laki perempuan sama saja, sampai ada orang-orang yang cenderung sudah mulai berkelompok “mengajak” saya untuk gabung, yeah, sedikit mengejutkan, saya tidak terlalu suka sebenarnya, namun akhirnya 3 tahun saya lewati dengan terbiasa bersama 3 orang yang sama.
Masa SMA pun datang, sama seperti waktu SMP, orang-orang sudah saling mengenal, di TK yang sama, SMP yang sama, ya kebetulan teman SMP saya tidak banyak yang masuk di SMA saya. Bulan-bulan pertama saya lewati bersama teman sebangku saya yang sangat polos dan selalu saya kerjain. Sekali lagi saya senang punya teman berbagi, satu orang pun cukup. Namun, menjelang kelas dua dia harus pindah. Saya menjadi sendiri? Tidak juga, saya sudah aktif disuatu ekstra kulikuler saat itu, namun ada rasa sedih mengingat dia adalah teman pertama saya di SMA, dan kami tidak bergabung dalam suatu kegiatan apapun, hanya ”teman sekelas” , tapi kami bisa berteman dekat, saling berbagi cerita. Akhirnya masa-masa SMA kedepannya saya habiskan bersama banyak teman-teman yang menyenangkan, dan tanpa geng, semua saya beri perhatian. Sangat susah untuk memilih nama kontak di HP untuk diberi forward sms lucu, semua rasanya ingin saya kirimi, disaat teman-teman yang lain punya group contact ”my besties” ”8 rangers” dll.
Masa kuliah, ahahaa, makin rumit ceritanya, namun, seperti paragraf paling atas, saya sering dihadapkan pada situasi harus berpisah dengan orang yang saya kira akan jadi sahabat saya, begitu pula disaat kuliah, saat ospek fakultas saya bertemu dengan dia, kami cepat menjadi dekat, namun, lagi-lagi kami harus berpisah, dia memilih melanjutkan studi ditempa lain. Saya menjadi sendiri? Tidak juga, saya punya teman-teman lain yang sangat menyenangkan, namun tetap sedih mengingat mengapa terulang kembali. Ahahhaa

Coba tanyakan saya ”punya temen yang dari TK atau SD sohib banget gak?” saya Cuma bisa jawab ”tidak” . Menyenangkan punya seseorang yang bisa berkata ”walda tuh dari TK emang gitu” ”dewa dari kecil emang nyebelin” ”dari awal masuk SMA kita udah deket”. Yeahh, it is sad. So, keep your friends warm around you, get to know more about them before you have no more time to do that.

0 komentar: