Apalah arti sebuah nama???

2 komentar

Walaupun begitu tetep aja dulu waktu saya masih imut dan polos (secara sekarang jadi amit2 dan bernoda) sering merasa tidak puas dengan nama saya, bayangkan "deasy walda Christina sinaga" , ya ampuuunn. saya sering nanya mamak bapak saya:

”mak,pak arti nama ku apa?”

yah,mereka Cuma jawab:

”anak papa harus punya nama depan dengan huruf awal ‘d’ “

apa coba?mungkin mantan papaku namanya ‘drew’ atau ‘delacoure’ kali ya? mending dinamai itu aja, belum lagi kalau anda teriak aja ditempat dengan 10 atau 20 orang berkumpul:

“deasy!!!!! (bacanya desi)”

dan mari mulai berhitung...1,2...puji Tuhan...3,4,ada lagi?? Puji Tuhan..angkat tangan..jangan ragu…iyak,pasaran sekali bukan?

Saya sih dulu berharap nama saya itu “isabella” atau “conchita” (emang dulu udah famous ya?) atau paling nggak “putri” –nama yang menurutku punya charm defense (??)- tapi, apa daya apa nyanya,dari pada repot-repot potong babi untuk ganti nama. Setelah tidak puas dengan alasan papaku kenapa nama depanku “deasy” ternyata alasan kenapa nama tengahku “walda” juga tidak membuat saya bisa merasa seperti mendapat 100 sms gratis,karena setelah ditanya,jawaban papaku sangat singkat padat dan jelas seperti mbak-mbak spg jam tangan bermerk kalo ditanya berapa harga produknya, yaitu:

“pokoknya setau papa nama ‘walda’ itu Cuma satu-satunya di dunia ini”

jegerr! Jawaban yang mungkin jadi cikal-bakal kenapa aku suka nyari dan punya barang-barang yang cuma ada satu didunia, ya paling nggak jarang dipakai khalayak ramai lah (ada sih yang namanya 'walda' juga, tapi dikit) . Gk sampai disitu aja penderitaan, kalau ada perkenalan, saya lebih suka agar orang mengenal saya dengan nama ‘walda’ , secara desi dan christina itu pasaran sekali, tapi, reaksi orang berbeda-beda begitu mendengar nama itu, ada yang ngomel-ngomel karena nama itu mengandung semua huruf yang katanya berat, -mungkin maksudnya menyebut ‘rani atau ‘ita’ gak seberat menyebut ‘walda’. huruf ‘w’ sebagai awalnya aja harus diucapkan dengan menarik napas dalam-dalam agar tercipta ‘w’ yang bulat,gemuk dan berisi. jadi yang terucap benar-benar ‘walda’ bukan ‘hualda’ ‘ualda’ apalagi ‘alda’- atau ada yang mengulang nama saya sedetik setelah saya sebutkan, tapi gak ada yang bener, malah cenderung kurang ajar, masak…

”namaku walda”

1.”apa??garuda”(guru sd-saya)

2.”apa?walrus?”(temen sd)

3.”apa??waralaba??”(kakak kelas waktu smp)

Yah,,kira-kira begitu lah yang saya rasakan sampai saya memasuki sma, bertemu dengan makhluk-makhluk goib yang langka, termasuk saya. Sampai mereka dengan sedihnya menatap papan nama saya yang dibuat dengan bordiran jahitan sendiri yang mungkin itu ukurannya X-tra Large kalau dikalangannya, dan bertuliskan “DEASY WALDA” ,dan selalu jadi bahan gossip pelatih paduan suara saya, hahaha. selain itu, marga saya tidak tercantum seperti temen2 kebanyakan (kan saya langka) , jadi saya bilang ke mereka kalau saya berasal dari papua, dan mereka percaya-percaya aja!! Dasar,bahkan si ” S” yang setaun sejak percakapan asal-usul ini baru bertemu kembali, tetep juga yakin dan percaya kalau saya orang papua (duhh!). Dan sampai juga dimana makhluk-makhluk goib itu mulai merasa ada something nice appear from my name, gk kayak kebanyakan nama desi. dan sampai suatu waktu keluar kata-kata sakti dari mulut mereka para makhluk ajaib itu, kata-kata yang gak akan terlupa seumur idup:

“namamu kan deasy walda…des…walda…des..wal..de…wa…de…wa…dewa…dewa…deasy walda..dewa….beuh!! (tapi yang ini bacanya 'bah') luar biasa! kami panggil saja lah kau dewa!!"

Dannn….bunyi lontaran meriam, mercun berdiameter 2CM, terompet, flute, suara tarian, suara sepatu kuda dan tak lupa lantunan merdu paduan suara, semua berpadu dalam melodi indah menyambut kelahiran sang juru, eh, sang nama panggilan yang disetujui memenuhi standar internasional dan dapat membantu kelancaran interaksi ekosistem (dari pada garuda, walrus, dan waralaba jadi korban). Seminggu setelah kelahiran nama panggilan –yang memenuhi standar internasional- baru itu, saya jadi merenung…halah..ternyata arti sebuah nama itu gak sekedar “itu” tapi lebih ke bagaimana kita bertanggung jawab terhadap nama yang pasti sudah dicirikan secara khusus untuk masing-masing kita, bingung?? Sama..lama-lama saya mikir juga, kalau nama saya ‘putri’ atau ‘isabella’ kok sangat tidak mendukung karakter saya yang sangat kayak si ‘deasy walda’ itu..

Lalu bagaimana dengan kasus “great name comes great responsibility” contoh kayak kalau di suku batak itu nama “hisar” identik dengan kejayaan, jadi makhluk yang gak kuat menyandang kejayaan itu bakal kalah dengan namanya, sehingga jadi gampang sakit, susah rejeki..ya ampun..kapan-kapan kita bahas deh di koridor lain…pokoknya saya yakin masing-masing punya rencana indah dari Tuhan,bahkan nama saya aja bisa disingkat dan jadi makin unik, maka kita semua jangan ragu, pasti dapat yang terbaik..