maaf sedikit lebay. qeqeqeqeqe

Tau gak, kenapa aku milih diam? karena bagiku bersuara hanya menambah semangatku untuk berharap, dan aku sama sekali tidak ingin itu terjadi, bersuara hanya membuatku ingin memilikimu, dan aku tidak ingin keinginan itu. Aku kagum pada orang-orang yang memiliki daya tarik, ya, dan kamu salah satunya, dan aku semakin kagum akan kemampuanmu memilih ditengah banyak orang yang memujamu, apa kau yakin mereka sayang padamu?. Tau gak, butuh waktu sedetik untuk mengagumimu, namun tidak tau berapa lama untuk tidak memikirkanmu. Sayang sekali hidup ini bukan sinetron, yang kebanyakan menyajikan akhir kisah A yang menanti B akan mendapat B, A akan menyadari betapa bodohnya dia tidak mengacuhkan B. Hidup tidak seramah itu ternyata. A hanya akan bisa terus tersenyum dari jauh saat B bahagia, tetap senang dengan balasan-balasan singkat, senang dengan flashback kebersamaan semu. Hidup tidak seramah itu mempertemukan dua titik koordinat,

Namun satu yang aku pelajari, semua orang bisa mengontrol perasaannya, perasaan itu mungkin tidak bisa hilang, namun bisa dikontrol, dialihkan, dipupus perlahan, dan sebagainya. Apa?? Tidak mungkin? Percayalah itu mungkin, kamu hanya butuh sedikit semangat dan keyakinan, keyakinan bahwa akan lebih indah jika dia yang tiba-tiba bangun memulai hari, bertemu kamu, merasa gejolak yang berbeda, dan memperjuangkanmu.

Untukmu, perasaan ini mungkin akan lebih baik seperti perahu kertas dalam aliran air, tidak perlu memilih, namun aku tau dermagamu. Aku hanya bisa berharap tempat pemberhentianku bukan titikmu, karena aku lelah. Aku tidak menyerah, aku hanya merasa bodoh, bisa aja selama ini aku melewatkan pulau-pulau indah disekelilingku.

Untukmu yang membuatku lemah.

0 komentar: